Tuhan Tidak Bermain Dadu, Tetapi Ia Maha Bandar

Tuhan Tidak Bermain Dadu, Tetapi Ia Maha Bandar

Kenapa Kita Mesti Bermain Slot?, Sementara Kita Adalah Hamba dari Tuhan Yang Maha Bandar.

“Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan”, begitulah kiranya motto hidup seorang penjudi yang salah menafsirkan kalimat perjuangan dari Sultan Syahrir, seorang tokoh kemerdekaan bangsa. Kalimatnya yang berupa sebuah kiat hidup yang mendorong manusia agar senantiasa memperjuangkan visi dan cita-citanya, malah dijadikan pijakan untuk menghamburkan harta dan uang di meja perjudian.


Digitalisasi perjudian di Indonesia memberikan kemudahan akses bagi siapa saja yang ingin mempertaruhkan hartanya. Hanya dengan bermodalkan nomor HP, rekening bank, dan info website gacor dari temannya, kini setiap warga negara Indonesia sudah bisa melabelkan diri sebagai pencari petir zeus dan penemu pola algoritma mesin slot. Padahal yang perlu ditemukan adalah pola pikirnya sendiri.


Mesin slot adalah perangkat judi yang dioperasikan dengan cara melepas satu atau lebih koin atau token ke dalam sebuah lubang dan menarik tuas atau menekan tombol untuk mengaktifkan satu hingga tiga atau lebih gulungan yang dibagi menjadi segmen-segmen horizontal dengan simbol-simbol berbeda. Kemenangan seorang pemain pada mesin slot akan ditentukan dari akumulasi simbol-simbol yang memiliki nilainya masing-masing. Pengembangan mesin slot menjadi software komputer dikerjakan mulai dari tahun 1994 sampai dengan 2006. Yaitu ditandai dengan munculnya kasino online di negara Karibia Antigua dan Barbuda. Hingga saat ini, telah muncul berbagai macam produk perjudian dalam bentuk slot online dengan konsep permainan yang sama, yaitu “mengatur pola sedemikian rupa, sehingga para pencari pola terjebak dalam lingkaran kemiskinan harta atau pikiran”.


Di Indonesia sendiri, mulai dari masyarakat kelas bawah sampai dengan pejabat publik dengan segala latar belakang, dirasa amat sangat menikmati jenis perjudian tersebut. Kenapa demikian? Karena esensi dari permainannya memberikan sebuah harapan dan kemenangan semu. Yang dengan berapa kali pun seseorangan mengalami kekalahan, tetap saja di dalam naluri kebodohannya akan selalu tertanam virus “Depo dulu ah, siapa tau maxwinn”.


Bahkan, virus tersebut sudah sangat cepat merambat dan menginfeksi pemuda-pemuda Islam yang sengaja membatalkan pemahamannya tentang buruknya perjudian, demi sebuah program yang entah dengan cara apa algoritmanya berjalan.


Kerugian Negara sendiri akibat judi online, tertaksir senilai 27 Trilliun Rupiah per tahun. Nilai yang apabila diakumulasikan, kita bisa membangun 3 stadion sepak bola yang standar dan kualitasnya setara dengan Stadion Santiago Bernabeu, atau dengan angka tersebut juga, kita bisa membangun menara yang semegah dan semewah menara Burj Khalifa. Namun sayang, 27 Trilliun Rupiah, lenyap begitu saja dari roda perekonomian bangsa, ditelan oleh bandar-bandar yang bahkan kita tidak tahu siapa.


Untuk mengkaji isu tersebut, kami berupaya untuk menawarkan sebuah sudut pandang baru mengenai perjudian. Tetapi ini sedikit ekstrem, karena kita akan tetap berjudi, namun bandarnya adalah Tuhan.


Di mulai dari, “Tuhan tidak bermain dadu”, sebuah kalimat yang Einstein utarakan untuk membantah Hukum Ketidakpastian Heissenberg, yang berbicara tentang gerak suatu partikel dalam pengamatan kecepatan dan posisinya. Artinya, menurut Einstein, alam semesta ini telah teratur sedemikian rupa dengan suatu prinsip, tetapan dan konstanta yang seharusnya bisa ditaksir setiap nilainya, sehingga alam semesta beroperasi berdasarkan hukum-hukum yang konsisten. Einstein percaya bahwa ada orde atau aturan yang mendasari alam semesta, dan bukan semata-mata hasil dari permainan dadu acak.


Dari perspektif lain, Tuhan tetaplah pemain dadu. Namun, sementara dadu yang dilempar atas kuasanya merupakan keteracarakan bagi sudut pandang manusia, Tuhan telah menetapkan polanya yang berupa garis-garis takdir agar manusia senantiasa berpikir. Dengan mesin slot yang kita mainkan itu lah, Tuhan memberikan pola-pola acak yang kemudian seolah memainkan kejiwaan kita pada senangnya ketika menang dan “rungkadnya” ketika kalah. Lewat sinyal itu, sebenarnya muara kepastian dari keteracakan yang Tuhan ciptakan, adalah keruncingan pada pemahaman kita bahwa berhenti berjudi adalah kemenangan yang sesungguhnya. Jadi, berhenti dalam berjudi merupakan sebuah prinsip dan konstanta tetap yang perlu dipahami para sloter.


Tuhan juga maha bandar. Sementara bandar-bandar lain yang hidup di dunia ini menawarkan “Menang, Seri, atau Kalah” di atas meja perjudiannya. Tuhan kita adalah satu-satunya bandar yang menyediakan kemenangan mutlak bagi para pemainnya. Kenapa demikian? Kita Simak beberapa rules dalam perjudiannya berikut.

 

Pengali 700x Lipat

Dalam firmannya, surah Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT berfirman yang artinya, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Dengan wahyu tersebut, seolah bandar kita sedang berbicara dan menetapkan, “ayolah wahai para pemain-pemainku, pasangkanlah taruhan itu di atas meja (jalan) ku, maka akan kuganti 700 kali lipat”. Mampukah kita berpikir dan menjawab bahwa “apakah ada bandar sedermawan Tuhan kita?”, yang memberikan keuntungan ratusan kali lipat itu.

 

Royalti 1000%

Allah SWT juga menetapkan peraturan lain dalam wahyu nya, yaitu surah Al-An’am ayat 160, yang artinya, “Siapa yang melakukan kebaikan, maka ia akan mendapatkan balasan 10 kali lipatnya”.

Komisi yang didapatkan para influencer untuk mempromosikan website judi hanya bernilai 5-10% saja. Sementara Allah SWT memberikan persentase keuntungan 1000% kepada siapa saja yang memasang kebaikan di atas jalannya. Tentu apabila demikian, maka sebaik-baik website gacor, adalah wahana kehidupan yang Allah SWT ciptakan. Maka beruntunglah kita sebagai hamba yang sedang berada di dalam website-Nya.

 

Waktu Untuk All in

Pernah sampai ke telinga kita, selaku para penjudi, bahwa ada waktu-waktu tertentu di mana RTP (return to player) di sebuah website judi online sedang dalam persentase tinggi. Dalam kondisi yang demikianlah, para penjudi berasumsi bahwa mereka akan lebih mudah mendapatkan kemenangan di waktu-waktu tersebut.


Sementara itu, hal yang demikian juga serupa apabila kita berjudi di jalan Allah SWT. Melalui Sabda Nabi Muhammad SAW, seolah ada additional rule tentang rentang waktu akan keutamannya. Hal ini diabadikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW dari Abu Hurairah,


Dengan bersedekah di pagi hari, maka Allah mengutus malaikatnya untuk mendoakan siapa saja yang menyedekahkan hartanya.


“Tidak ada satu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang lainnya berkata ’ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan (hartanya)”.


Jelas bahwa pagi hari, RTP-nya Allah SWT sedang tinggi.

 

Lantas apakah maksud puluhan dan ratusan kali lipat itu merujuk pada lipat gandanya objek yang kita judikan? Apakah uang 10rb yang kita judikan di jalan Allah SWT dalam tempo singkat akan menjadi uang 7jt rupiah?


Sepenuhnya mungkin tidak, barangkali dari uang 10rb yang kita pasang itu, kita hanya mendapatkan sebagiannya saja dari 7jt rupiah, sementara sisanya, Allah SWT konversi dalam bentuk rezeki lain, yang berupa kesehatan, keselamatan, pertemanan, rumah tangga dan keluarga yang harmonis. Serta bentuk-bentuk rezeki lain yang kemudian membuat kita senantiasa bersyukur dan kecanduan berjudi dengan Tuhan yang maha bandar itu.

 

Demikianlah representasi liar dari penulis tentang sebuah sudut pandang perjudian yang dimaksud. Tentu pembaca sekalian memahami konotasi “Berjudi dengan Tuhan” itu adalah perbuatan berupa sedekah, infaq, dan mengerjakan kebaikan yang disukai oleh Allah SWT.

Load comments