Antologi Puisi - Juni 2025

Antologi Puisi - Juni 2025

Juni yang singkat

Sang Pembuat Akta


seorang laki-laki menjumpaiku di pagi hari
wajahnya sumringah berseri-seri
belum sempat kami bertukar kata
ia menyapa dengan bahagia


"Buatkan satu akta, untuk anak pertamaku
namanya Ari lahirnya bulan februari"


dua tahun kemudian ia kembali
dari depan kantor ia sudah berlari-lari


"Hai Pak, catat anak keduaku
Hujan namanya, sepekan yang lalu lahirnya"


sungguh lama kami tak berjumpa
tiba-tiba kepalanya bersua di depan mata


aku bertanya kepadanya
bersiap mengucapkan selamat
atas anaknya yang ketiga


"atas nama siapa dan kapan?"
tanyaku beserta senyum perlahan


ia menjawab dengan kepala menunduk
"istriku, seminggu yang lalu"


aku mengusap pundaknya yang hampir runtuh
suara kami membisu
jiwa kami saling memeluk


Sang Imam Syiah


ketika aku sibuk mengurus jenazah Nabi
Anshar dan Muhajirin sudah berdeklarasi
menunjuk Abu Bakr sebagai pengganti
namaku tak disebut dan terlewati
padahal aku paling dekat dengan Nabi


Umar kemudian melanjutkan
sebab katanya
aku masih kekanak-kanakan
serta keras kepala


dalam sekaratnya
Amirul Mukminin kebingungan
aku atau Utsman?


Utsman berdarah-darah selama 12 tahun
sekuat tenaga aku tetap patuh
terhadap segala kekeliruannya


Naas dia mati ditikam
sementara mata orang-orang menuduhku
sebagai seorang penikam


kini, giliranku menjadi khalifah
aku langsung diburu Zubair, Thalhah, dan Aisyah
terdengar juga kudeta dari Suriah
berdiri dengan gagah seorang Muawiyah


Aku berperang melawan isteri Nabi
melawan sahabat pertama Nabi
melawan penolong Nabi
sementara Nabi adalah sepupuku sendiri


Dan pada akhirnya aku mati
dengan tragis dan menyedihkan


lalu, katakan kepadaku sekarang?
apakah anakku, Hasan
menjadi khalifah yang tenang?


Oh, sungguh Muhammad
kenapa engkau pergi
tanpa meninggalkan warisan konstitusi


Perempuan Pemain Parlay


aku berdiri
sebagai daftar pilihan gandamu
yang kau anggap benar
ketika sudah tidak ada lagi jawaban
yang mampu kau uraikan


di sela-sela kebuntuan otak dan hatimu
namaku merangkak naik
sebagai de javu yang samar-samar


engkau mengacak setiap wajah
dan wajahku muncul berkali-kali
dalam perjudian putus asamu


maka ketahuilah
bahwa aku adalah jawaban yang salah
dan bahwa aku bukanlah hadiah
dari perjudian yang tak pernah kau menangkan




Load comments